BABAK I
Nampak seorang gadis berlari kencang di lorong sekolahan yang sudah mulai sepi. Karena sekarang sudah pukul 07.30 WIB. Terdengar suara keras saat pintu terbanting ke dinding, sebab gadis itu berlari tanpa menggunakan rem.
Nadia : Pagi semua...(sambil menampakkan kepalanya ke dalam kelas)
Pak GUru : Telaa~t! (sambil melotot dan berkacak pinggang menghadap pintu)
Nadia : Biasa lah, Pak. Namanya juga anak teladan! Belajar sampai malam hingga bangun kesiangan kan sudah biasa. (berjalan santai masuk kelas tanpa dosa)
Pak Guru : Sielent! Ingin duduk atau di strap...
Nadia : Kan murid teladan Pak. Per semester pun aku gak pernah ketinggalan dapat peringkat 5besar kan...
Pak Guru : Duduk! (melotot, meninggikan nada suara diikuti dengan Nadia yang berlari menuju tempat duduknya dengan segera)
Emily : Gila loe! (menepuk punggung Nadia)
Nadia : (melotot) Gue denger akhir-akhir ini Mila aneh ya?
Winda : Betul banget! (menyentikkan jarinya)
Lilla : Kayaknya naksir ama si cupu itu tuh! (sewot, memanyunkan bibirnya)
Nadia : Siapa? (bingung)
Emily : Lemot loe! Pelajaran sih loe ahlinya, tapi... kalo soal percintaan sih loe gatot!
Nadia : (manyun)
Lilla : Itu lho, si Roy. Cowok pojok. (menunjuk tempat duduk Roy)
Winda : Ancur!
Nadia : Banget! (sambungnya)
Winda : Nama sih OK, tapi...gak sama kayak orangnya tuh.
Lilla : Husz, ngawur! Jangan gitu donk, jahat kan namanya.
Winda : Maaf
Nadia : Maaf
BABAK II
Emily : Miaaa, parah loe! (berteriak)
MIa : Apa'an? (bingung)
Nadia : Masa' gak ngerti sih? Cowok cupu yang ada di depan kita itu loh! (menyenggol Mia) Idih, Mia jangan gitu donk?! Gak usah malu kale! (sambil terus berjalan lurus ke depan)
Lilla : Aaah, argh, bego! (teriak)
Nadia : Apa? (menoleh) Oh Tuhan Mia! Napain loe ada di situ? Mau gaya kayak monyet ya? (melongok ke bawah jembatan penyeberangan dan melihat Mia bergelantungan di sana)
Mia : Tolol, stupid woman! Tolongin gue kek, gak usah banyak cincong loe. (bentaknya)
Emily : Ini gara-gara loe nyenggol terlalu keras, bego! (memukul punggung Nadia dengan keras)
Winda : Huaaa, MIa... (menangis, hingga membuat Roy dan Tony, temannya berbalik ke arah belakang)
Nadia : (memegang tangan Mia dan menariknya)
Roy : (ikut membanyu Nadia menarik tangan Mia)
Nadia : Maaf! (berkata di depan Mia)
Mia : Berengsek loe! Gue ini manusia tahu?! Bukan boneka. (marah, teriak)
Nadia : (diam membisu seribu bahasa)
Mia : O, emmmm, anu, makasih atas bantuannya (malu)
Roy : Sama-sama
Lilla : (mendorong Mia ke pelukan Roy dan berlari meninggalkannya)
Mia : (masih membisu didekapan Roy)
Roy : Mia? Gak pa-pa?
Mia : Maaf. (berlari mengejar temannya)
Tony : Mereka pada ngapain sih? (bingung)
Roy : (mengangkat bahunya)
BABAK III
Mia : Kalian berengsek