Macam-macam Tas

Macam-macam Tas
Tas Santai, Tas Burung Hantu, Tas warna biru coklat putih, Tas Selempang

Senin, 11 April 2011

1. LOVE

     Sambil kupandangi nama SMA ku ini, aku baru sadar kalau kini aku sudah SMA. Tak terasa sekali "Oh...? Tunggu dulu!! What, tugas mading???" teriakku di depan gerbang hingga banyak orang yang melihatku.
     Aku berlari sambil berharap tak mendapat hukuman. Tapi belum sempat harapan terkabul, sudah terlihat si senior berkacamata dan judes itu di depan pintu.
     "Pa...pagi kak Siska!" sapaku dengan nafas yang tak beraturan arahnya.
     "Pagi pala loe peang?" bentaknya sambil menyuruhku masuk ke kelas.
     "Gimana? Udah selesai tugas kemarin?" tanyanya tak sabaran dengan mata melotot.
     "Be...belum!" jawabku pasrah
     Brak..., suara pukulan meja yang keras itu melayang di depanku seketika.
     "Aku capek! Capek sekali, karena tingkahmu itu." sambil memegangi kepalanya, dia mondar-mandir tak tentu arah.
     Setelah tak lama, dia kembali menghampiriku dengan wajah yang agak cerah. MUngkin udah dapat ILHAM kali?
     "Ok. Kalau begitu kau kupindah tugaskan menjadi reporter. Dan besok harus sudah dapat berita yang paling baru!" tegasnya
     "Em...kak., soal calon ketua osis gimana?" usulku
     "Boleh juga. Tumben loe nyambungnya cepet." ejeknya sambil tertawa ngakak meninggalkan kelasku.

......*......*......

Ting-tong
     "Wah istirahat juga" ucapku lega karena ini pelajaran fisika.
     "Dona, mau ikut aku ke kantin nggak?" ajak teman sebangkuku, Intan anak yang berwajah cantik dengan pakaiannya yang rapi.
     "Boleh. Ayo." sambil menggandeng tangannya aku berjalan menuju kantin.
     Tapi tiba-tiba ada yang menabrakku
     "Waduh sakit tahu!" keluhku kesal sambil memegangi bahuku
     "Sorry!" langsung pergi dengan langkah yang cepat seakan dikejar setan.
     "Ih, sombong banget." omelku
     "Mungkin dia memang sedang ada urusan, Don. Udahlah jangan ngambek terus!" tukas Intan untuk menenangkanku.
     "Yuk makan." ajakku dengan semangat.

.....*.....*.....

     "Wuah" ucapku sambil menghirup bau semangkok bakso urat ayam yang menggoda dengan secangkir es teh manis. Tak butuh waktu lama bagiku untuk menghabiskan makanan selezat itu. Baru sebentar saja, makanan di mejaku sudah ludes masuk ke dalam perutku.
     "Wah, kamu lapar ya?" tanya Intan keheranan
     "Iya, hi...hi..., sorry ya kalau aku rakus."
     "Gak pa-pa kok." katanya maklum
     "Dona!!!" tiba-tiba ada suara yang menggeming di lorong kantin. Dan ternyata itu kak Siska yang membawa perkakas dengan pakaian tak beraturan,
     "A...ada apa?" tanyaku dengan firasat buruk
     "Nih, data orang yang harus kamu wawancarai beserta tugasmu yang lain!" katanya sambil menaruh proposal di atas meja.
     "Gak bisa lihat orang lagi santai apa?" cibirku
     "Hah, apa kau bilang?" tanyanya menajamkan mata dan telinga.
     "Nggak kok! Ya beres akan aku kerjakan!" jawabku tegas dengan mengjak INtan pergi kembali ke kelas.

.....*.....*.....

Ting-tong
     Bunyi bel tanda pelajaran selesai. Segera saja kulangkahkan kakiku ke luar kelas dan pergi naik angkot. Tapi sepertinya ada yang aneh. Aku merasa sedang diperhatikan oleh seseorang. Yah apa boleh buat, aku pulang saja ah.
     "Nih uangnya." sambil menyodorkan uang ongkos naik angkot, aku langsung turun dan pergi ke rumah.
     Setelah memberi salam, aku langsung saja ganti baju dan membuka proposal yang diberikan kak Siska tadi.
     "Wuih, orang ini toh calon ketua osis? Gak sopan banget, udah nabrak orang malah langsung pergi." omelku tidak karuan setelah melihat calon ketua osis yang ternyata adalah orang yang menabrak aku tadi pagi.
     "Tapi yah apa boleh buat, ini kan tugasku. Apalagi dia juga lumayan ganteng. Kak Wisnu...???" ada sedikit perasaan saat aku mengucapkan namanya.

.....*.....*.....

Tok-tok-tok
     "Dona, Dona, Dona. Ayo bangun, Don ini sudah pukul 06.00 pagi." teriak Ibuku sambil mengetokpintu berkali-kali yang kudengar samar-samar dari kamarku. Langsung saja aku bangun dengan membelalakkan mataku dan cepat-cepat membuka pintu.
     "Sorry, Bu. Dona masih ngantuk." ucapku sambil menggosok mata.
     "Dasar pemalas! Cepat mandi lalu sarapan dan segera berangkat, nanti kesiangan lho!" ucap Mami sambil pergi ke meja makan.
     Tak lama kemudian aku sudah selesai dengan urusanku dan segera berangkat ke sekolah agar tak mendapat masalah.

.....*.....*.....

     "Uuuh ngantuk." ucapku sambil menaruh kepala di atas meja.
     "Mungkin karena hari sabtu ya?" ucap Intan sambil menepuk pundakku hingga membuatku kaget setengah mati.
     "Intan?" teriakku dengan wajah masam
     "Kaget ya? Maaf deh kalau begitu."
     "Iya-iya, aku gak pernah nolak permohonan maaf loe kok." tegasku
     "Oh iya, proposal kemarin isinya apa?" tanyanya penasaran
     "Ah, isinya menyebalkan. Dengar deh! Ternyata orang yang nabrak aku kemarin itu..."
     "Calon ketua osis?" potongnya dengan cepat dan sigap
     "Kok loe motong omongan gue sih?" dengan agak marah kuucapkan kata-kata itu
     "Sorry, dia ganteng kan?" ucapnya sambil tertawa
     "Em... lumayan juga sih." pekikku
     "Dia itu kakak sepupuku." tegasnya
     "Oh ya?" tanyaku tak percaya dengan ucapan yang baru kudengar.

To be continued

Tidak ada komentar: